Aminkan doa
ini agar mendapatkan rizki yang berlimpah, berkah dan memohon terhindar dari
kesulitan, penderitaan, dan musibah,
"Bismillahi ‘ala fasi wamali wadini. Allahumma radhdhini biqadha-ika wabarikli fima quddirali hatta ia uhibba ta’jila ma akh-kharta wa ta’khira ma’ajjalta.
”Dengan nama Allah atas diriku, hartaku, dan agamaku. Ya Allah berilah aku rasa ridha terhadap putusanMu dan berkahilah segala apa yang Engkau berikan kepadaku, sehingga aku tidak suka mempercepat apa yang Engkau lambatkan dan memperlambat apa yang Engkau cepatkan.”
"Rabbighfirli wa habli mulkan la yambaghi li ahadim-mim ba’di, innaka antal-wahhab.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
"Allahumma inni as’alika fi’lal-khairati, wa tarakal-munkarati, wa hubbal-masakina, wa an-taghfirli wa tarhamni, wa idza aradta fitnata qaumin, fa tawaffani ghaira maftunin, wa as’aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wa hubba ‘amaliy-yuqarrabuni ila hubbaka.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu perbuatan yang banyak kebaikan dan meninggalkan berbagai macam kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan Engkau mengampuni dan menyayangiku. Dan jika Engkau hendak menimpa suatu fitnah (malapetaka) bagi suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah itu. Dan aku memohon kepada-Mu rasa kecintaan kepada-Mu dan cinta kepada orang-orang yang mencintai-Mu, juga cinta kepada amal perbuatan yang akan mendekatkan diriku untuk mencintai-Mu”. (H.R. Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim)
"A'uudzubikalimaatillahit tammati min syarri ma khuliqa,
"Aku berlindung dengan kalimat Allah yg Maha Sempurna dari segala kejahatan apa yang Dia ciptakan."
"Bismillahi ‘ala fasi wamali wadini. Allahumma radhdhini biqadha-ika wabarikli fima quddirali hatta ia uhibba ta’jila ma akh-kharta wa ta’khira ma’ajjalta.
”Dengan nama Allah atas diriku, hartaku, dan agamaku. Ya Allah berilah aku rasa ridha terhadap putusanMu dan berkahilah segala apa yang Engkau berikan kepadaku, sehingga aku tidak suka mempercepat apa yang Engkau lambatkan dan memperlambat apa yang Engkau cepatkan.”
"Rabbighfirli wa habli mulkan la yambaghi li ahadim-mim ba’di, innaka antal-wahhab.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
"Allahumma inni as’alika fi’lal-khairati, wa tarakal-munkarati, wa hubbal-masakina, wa an-taghfirli wa tarhamni, wa idza aradta fitnata qaumin, fa tawaffani ghaira maftunin, wa as’aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wa hubba ‘amaliy-yuqarrabuni ila hubbaka.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu perbuatan yang banyak kebaikan dan meninggalkan berbagai macam kemungkaran, mencintai orang-orang miskin dan Engkau mengampuni dan menyayangiku. Dan jika Engkau hendak menimpa suatu fitnah (malapetaka) bagi suatu kaum, maka wafatkanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah itu. Dan aku memohon kepada-Mu rasa kecintaan kepada-Mu dan cinta kepada orang-orang yang mencintai-Mu, juga cinta kepada amal perbuatan yang akan mendekatkan diriku untuk mencintai-Mu”. (H.R. Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim)
"A'uudzubikalimaatillahit tammati min syarri ma khuliqa,
"Aku berlindung dengan kalimat Allah yg Maha Sempurna dari segala kejahatan apa yang Dia ciptakan."
Ya Allah...Jadikan Hari Ini Penuh
Iman,Rejeki ,Pahala,Barokah..Hindarkan Kami Dari Mara Bahaya.
Aamiin
Allahumma Aamiin
UMAT AKHIR ZAMAN...,
Sangatlah wajar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mensifati umat akhir zaman dengan kalimat "hubbud dunya wa karohiyatul maut...,"
karena saking gandrungnya pada dunia, kebanyakan dari mereka tidak lagi memperhatikan halal dan haram.
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang satu masa kepada manusia, dimana pada masa itu seseorang tidak lagi memperdulikan apa yang diambilnya, apakah dari yang halal atau dari yang haram”. (HR. Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah).
Bukan hanya itu, mereka pun tidak menghargai kejujuran. Mereka beranggapan kejujuran itu tidak akan mendatangkan keuntungan. Sementara kebohongan dan kata-kata palsu dianggapnya lebih bisa diandalkan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.
“Akan datang satu masa kepada manusia, yang di dalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat. Sehingga seorang laki-laki berani berdusta dan bersumpah. Apabila masa itu telah datang, hendaklah kalian berlari.” Ditanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, kemana harus berlari?” Beliau menjawab, “Kepada Allah dan kepada kitab-Nya serta kepada sunnah Nabi-Nya.” (HR. Ad-Dailami).
Sangatlah wajar Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mensifati umat akhir zaman dengan kalimat "hubbud dunya wa karohiyatul maut...,"
karena saking gandrungnya pada dunia, kebanyakan dari mereka tidak lagi memperhatikan halal dan haram.
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang satu masa kepada manusia, dimana pada masa itu seseorang tidak lagi memperdulikan apa yang diambilnya, apakah dari yang halal atau dari yang haram”. (HR. Bukhari dan Nasa’i dari Abu Hurairah).
Bukan hanya itu, mereka pun tidak menghargai kejujuran. Mereka beranggapan kejujuran itu tidak akan mendatangkan keuntungan. Sementara kebohongan dan kata-kata palsu dianggapnya lebih bisa diandalkan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.
“Akan datang satu masa kepada manusia, yang di dalamnya manusia tidak kuasa mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat. Sehingga seorang laki-laki berani berdusta dan bersumpah. Apabila masa itu telah datang, hendaklah kalian berlari.” Ditanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, kemana harus berlari?” Beliau menjawab, “Kepada Allah dan kepada kitab-Nya serta kepada sunnah Nabi-Nya.” (HR. Ad-Dailami).