Jumat, 14 Agustus 2020

Islam yang rahmatan Lil Al-Amin

Aku tak sempurna, melainkan penuh dengan lumuran dosa..

Kalau Saya berfikir,
Pastinya kita ummat Islam yakin pasti bahwa inilah satu satunya agama yang benar yang diridhoi Allah.

Pastinya kita semua mengakui telah jadi pengikut Rasulullah.

Nah kalau kita fahami perjuangan Rasulullah, utamanya adalah tegakkan kalimat Tauhid.kepada orang orang non muslim akan kebenaran Islam.

Berbagai cara dilakukan Rasulullah untuk itu.
Ada ysng dengan cara menyurati,para pemimpin non muslim,
Ada dengan cara mengirim utusan tuk perkenalkan indahnya Islam.
Ada juga dengan mengadakan debat face to face

Dengan modal akhlak beliau, santun beliau dalam tuntun orang menuju Islam.

Dengan kuncinya
5 rukun Islam dan
6 rukun iman.

Nah kita yang telah merasa dapat anugrah berada di agama yang benar ini dimana tanggung jawab kita pada saudara kita non muslim yang mungkin belum kenal Islam, atau justru telah mendapatkan hasutan pembusukan Islam. ?

Menurut ustat Hadi Hidayat, tanggung jawab kita yang mukmin lah mengajak saudara kita untuk mengenal Islam.

Dimanakah rasa kasih sayang kita yang telah dapatkan nikmat Islam terhadap saudara kita yang belum ?

Sampailah hati kita biarkan dia dalam kesesatan selamanya ?
Dimanakah bukti kata kita bahwa kita adalah pengikut Rasulullah ?
Bukankah Rasulullah utama tugasnya mendakwahkan Islam pada orang yang non muslim ?

Tidak lah Islam yang rahmatan Lil Al-Amin itu berhenti pada ritual pribadi saja,

Apa lagi orang yang ngakunya ber ilmu, tapi asyik berdebat dan mencela sesama Islam yang berbeda pendapat dengan mereka.
Alangkah menyedihkannya itu.

Insan mokoginta berkata, sebanyak ummat non muslim yang masuk Islam,
Di Indonesia, jauh lebih banyak ummat Islam yang berhasil di murtatkan oleh mereka.

Konsep mereka agama mereka agama kasih, dan aktif bergerak memasuki desa desa miskin dan agamanya dangkal.

Dengan modal bagi bagi sembako saja mereka sangat berhasil murtat kan ummst Islam.
Dimanakah nurani kita sebagai penerus Rasulullah dalam hal ini ?

Dari banyak mualaf saya dengar yang paling mereka sesalkan adalah.

Mereka merasa punya banyak kawan muslim, berada hari hari dilingkungan muslim, tapi tidak ada katanya kawan muslimnya yang ngajak dia diskusi akan Islam.

Kebanyakan mereka masuk Islam bukan dari dakwah kita pada mereka, tapi pencarian mereka akan hidayah.

Dimana tanggung jawab kita ?
Dimana kasih kita sebagai ummat Rahmatal lil.alamin ?

Justru kita sekarang banyak lihat di negara mayoritas non muslim, para mualah di negara mereka aktif sebarkan Islam on the street.

Mereka manfaat waktu mereka untuk perkenalkan Islam di jalanan.
Ladeni orang non muslim.debat soal Islam, dan berusaha buktikan Islam itu adalah satu satunya agama yang benar, dengan segala buktinya.

Nah saudaraku, moga tulisan ini bisa sedikit mengetuk pintu hati kita, agar mau coba perkenalkan Islam pada orang sekeliling kita dulu. Agar agama yang benar ini juga bisa dinikmati oleh saudara non muslim.kita lainnya.

Satu saja konsep,
Misionaris itu, jelas agama mereka usung tidak benar, tapi karena kerja keras mereka, hasilnya nemurtatan jauh lebih banyak mereka hasilkan.

Tidakkah itu semua memilukan hati kita ?

Bukan kah semestinya mengajak pada kebenaran itu lebih mudah ?
Dan kita seharus nya bisa jauh lebih banyak islamksn mereka, karena kita di posisi kebenaran ?

Kok kita masih asyik dan merasa telah benar saja, hanya dengan ritual harian kita ?




Tidak ada komentar: