Sama
halnya dengan kita, apabila Allah memberikan rezeki kemudian tidak kita
salurkan dan hanya kita pergunakan sendiri tanpa berbagi dan membawa
manfaat untuk yang lain tentunya akan menjadi penyakit. Penyakit itu
bisa berupa kesulitan dalam hidup, rejeki, usaha, bisnis, jodoh, mencari
pekerjaan, musibah dan lain sebagainya.
Wujud
mengalirkan rejeki itu dengan sedekah, sedekah selain sebagai kewajiban
bagi setiap muslim, sedekah berfungsi membersihkan dan mensucikan
rezeki dan harta yang dimiliki. Karena dari setiap rejeki dan harta yang
dimiliki ada hak untuk yang lain.
Sedekah
merupakan investasi akhirat. Tetapi pahala dan balasannya tidak hanya
diterima saat di akhirat nanti, tetapi juga langsung di terima di dunia.
Dengan bersedekah tidak saja membersihkan dan mensucikan rezeki dan harta, tetapi juga seperti hal berikut dibawah ini :
-
Sedekah menghapus dosa.
-
Sedekah mengabulkan doa dan hajat.
-
Malaikat mendoakan bagi orang yang bersedekah.
-
Balasan berlipat ganda dari sedekah yang dikeluarkan.
-
Sedekah melancarkan dan menambah rezeki (kekayaan)
-
Sedekah menolak bala, segala macam musibah dan kefakiran/kemiskinan.
Hal
diatas bisa terjadi dikarenakan keutamaan dari keajaiban dan
kedahsyatan sedekah. Janji Allah itu pasti dan sabda Rosulullah itu
terbukti, karena Sedekah Membawa Berkah bagi siapa saja yang mau
mengerjakannya. Firman Allah dan Hadits tentang sedekah membawa berkah .
Jadi
apabila ingin dijauhkan dari kesulitan hidup, rezeki, usaha, bisnis
musibah, celaka, kefakiran/kemiskinan, dan lain sebagainya
bersedekahlah.
Karena semakin banyak nilai sedekah yang dikeluarkan semakin banyak pula Allah menggantikannya.
Dan
bila ingin dilapangkan, diluaskan, dimudahkan dan dilancarkan rejeki
(kekayaan), usaha, bisnis, mendapat jodoh, mendapat pekerjaan dan
keberkahan hidup yang lain segerakanlah bersedekah.
Karena Rosulullah sendiri bersabda untuk mensegerakan bersedekah :
Rasulullah SAW bersabda :
Shadaqah (sedekah) yang paling utama adalah engkau bershadaqah (sedekah)
ketika dalam keadaan sehat dan bugar, ketika engkau menginginkan
kekayaan melimpah dan takut fakir (miskin). Maka jangan kau tunda
sehingga ketika ruh sampai tenggorokan baru kau katakan, "Untuk fulan
sekian, untuk fulan sekian." (HR.Al-Bukhari dan Muslim)