Rabu, 11 Maret 2015

Takut sial itu syirik

Jangan Takut Sial, Bersandarlah kepada Allah Ta’ala…!
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِي
ِ

Jangan Takut Sial

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ، وَمَا مِنَّا إِلَّا، وَلَكِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّل
ِ
“Takut sial itu syirik.” (Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata): “Tidak ada seorang pun dari kami kecuali merasa takut sial, akan tetapi Allah ‘azza wa jalla menghilangkannya dengan tawakkal.” [HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 429, Shahihul Jaami’: 3960]
Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,
التصريح بأن الطيرة شرك
“Dalam hadits ini ada penegasan bahwa takut sial itu syirik.” [Kitab Tauhid, terbitan Universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyah, hal. 83]
Asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumullah berkata,
قوله: “الطيرة شرك، صريح في تحريم الطيرة وأنها من الشرك لما فيها من تعلق القلب على غير الله.
“Ucapan beliau, “Takut sial itu syirik”, sangat tegas dalam pengharaman takut sial, dan bahwasannya itu termasuk syirik karena padanya ada ketergantungan hati kepada selain Allah ta’ala.” [Taysirul ‘Azizil Hamid, terbitan Al-Maktab Al-Islami Beirut, hal. 375]
Beliau rahimahullah juga berkata,
قوله: “ولكن الله يذهبه بالتوكلأي: ما منا إلا من يقع في قلبه ذلك، ولكن لما توكلنا على الله وآمنا به، واتبعنا ما جاء به الرسول صلى الله عليه وسلم واعتقدنا صدقه، أذهب الله ذلك عنا، وأقر قلوبنا على السنة واتباع الحق.
“Ucapan Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu, “Akan tetapi Allah ‘azza wa jalla menghilangkan rasa takut sial tersebut dengan tawakkal”, maknanya: Tidak ada seorang pun dari kami kecuali merasa takut sial, akan tetapi ketika kami bertawakkal kepada Allah dan beriman kepada-Nya, serta meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan meyakini kebenaran beliau, maka Allah menghilangkan rasa takut sial itu dari kami dan mengokohkan hati kami di atas sunnah dan mengikuti kebenaran.” [Taysirul ‘Azizil Hamid, terbitan Al-Maktab Al-Islami Beirut, hal. 376]
Beberapa Pelajaran:
1) Penegasan bahwa takut sial itu syirik, yaitu;
Syirik besar apabila diyakini memberikan pengaruh dengan sendirinya
Dan syirik kecil apabila diyakini sebagai sebab saja.
Maka jelaslah bahwa feng shui, primbon dan yang semisalnya termasuk syirik kepada Allah tabaraka wa ta’ala dan kebodohan yang nyata.
2) Disyari’atkan untuk memberi penekanan dalam menyampaikan ucapan penting dengan mengulanginya dua atau tiga kali, karena dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengatakan, “Takut sial itu syirik, dua kali.” Dan riwayat Abu Daud disebutkan, “Takut sial itu syirik, takut sial itu syirik, tiga kali.”
3) Kekuatan tauhid dan tawakkal kepada Allah ta’ala akan menghilangkan rasa takut sial, perasaan galau dan gundah gulana dalam hati seorang hamba.
4) Pentingnya menuntut ilmu tauhid, karena itulah jalan terbesar untuk menguatkan dan meluruskan keimanan seseorang.
5) Islam menghapus segala khurafat yang merusak akal.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم