(Kali ini kucoba padu-padankan antara Motivasi umum dengan pesan
bernuansa Religi.)
Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil.
Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan haI-hal penting dan berharga.
Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri.
Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita.
Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar.
Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.
Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.
Bagiku kegiatan konser amal “Senyum Untuk Indonesia” yang digelar masyarakat Indonesia di Rusia 29 Januari lalu, merupakan hal penting dan berharga, setidaknya kita bisa bercermin pada mereka bagaimana cara kita memandang dunia.
Kepedulian pada dunia sejatinya mencerminkan kepedulian pada diri kita juga sekaligus merefleksikan kebesaran jiwa. Jelaslah bahwa anda tak kan pernah mampu berbuat tuk sesama, berguna bagi lainnya manakala anda memincingkan mata, menyenyempitkan jiwa. Sejatinya bukan anda yang berada dalam dunia tapi dunialah yang ada dalam genggaman anda.
Allah menjadikan kita sebagai “Ahsanu taqwiim” maka jangan pernah memandang diri anda kecil, berbuatlah tuk sesama karena untuk itulah anda ada.
“Khairunnas ‘anfa’uhum linnas”
Tak penting berapa yang dapat kita berikan tuk sesama yang membutuhkan, jauh melebihi itu adalah apa yang dapat kita berikan bagi kemaslahatan, kebahagiaan, kebaikan sesama, meski hanya berupa seulas senyum dibalik luwesnya tarian Pendet yang dikombinasikan dengan busana muslimah good job Soerya Pangkapi
Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil.
Namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas, anda pun melakukan haI-hal penting dan berharga.
Tindakan anda adalah cermin bagaimana anda melihat dunia. Sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri.
Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita.
Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar.
Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.
Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.
Bagiku kegiatan konser amal “Senyum Untuk Indonesia” yang digelar masyarakat Indonesia di Rusia 29 Januari lalu, merupakan hal penting dan berharga, setidaknya kita bisa bercermin pada mereka bagaimana cara kita memandang dunia.
Kepedulian pada dunia sejatinya mencerminkan kepedulian pada diri kita juga sekaligus merefleksikan kebesaran jiwa. Jelaslah bahwa anda tak kan pernah mampu berbuat tuk sesama, berguna bagi lainnya manakala anda memincingkan mata, menyenyempitkan jiwa. Sejatinya bukan anda yang berada dalam dunia tapi dunialah yang ada dalam genggaman anda.
Allah menjadikan kita sebagai “Ahsanu taqwiim” maka jangan pernah memandang diri anda kecil, berbuatlah tuk sesama karena untuk itulah anda ada.
“Khairunnas ‘anfa’uhum linnas”
Tak penting berapa yang dapat kita berikan tuk sesama yang membutuhkan, jauh melebihi itu adalah apa yang dapat kita berikan bagi kemaslahatan, kebahagiaan, kebaikan sesama, meski hanya berupa seulas senyum dibalik luwesnya tarian Pendet yang dikombinasikan dengan busana muslimah good job Soerya Pangkapi